Selasa, 24 Juli 2012

my smile...my pride...

Lebih dari kata sering aku kecewa...entah karena hal-hal yang aku telah tahu sebelum terjadi atau karena beribu alasan klise menyedihkan yang datang tak terduga dengan menyebalkan.
Aku seringkali bertanya "kenapa aku ada?", hanya sekedar pertanyaan yang aku tahu Tuhan akan tetap merahasiakan sampai waktuku tiba nanti. Segala peristiwa yang selalu Dia bedakan dari kawan-kawan dan orang-orang di sekitarku mengajarkan banyak hal, bahwa menjadi berbeda itu tidaklah mudah, bahwa segala coba dan anugerah itu punya makna yang selalu berbeda setiap waktunya, serta segala rasa tidak nyaman itu adalah teka-teki yang Dia berikan untuk mengisi waktu yang seharusnya tidak aku jadikan tanpa arti.
              Aku lupa kapan terakhir aku benar-benar tertawa lepas,...
              Aku lupa kapan terakhir aku benar-benar punya harapan yang aku tidak ragukan....
Pada akhirnya aku tersenyum di setiap pertemuan dengan mereka, percayalah senyum ini tulus tanpa kepura-puraan...
Dan kalian juga tersenyum,itu sangat berarti, agar dunia dapat beristirahat dari penat karena usia...
Aku....ternyata mencari itu adalah sebuah hal melelahkan yang menarik, seiring dengan pencarian itu semoga aku tidak lelah tersenyum....
...ingatkan kalau aku lupa untuk tersenyum....

Angin...


Angin itu ajaib, angin itu tak tersentuh, angin itu seperti sebuah keinginan yang terpenuhi tanpa terjamah.
Angin adalah sebuah seruan, angin bak sesosok penyampai pesan, penyampai berita.
Angin adalah kawan, angin adalah melodi dalam setiap keheningan.
Dan saat ini angin adalah kekasih, yang mendekap dengan kasih nan dingin, namun setidaknya ada untukku, menyertai langkah pelanku. Membisikkan cerita-cerita menyenangkan dan mendengar derunafasku jika mulai lelah.
Angin...aku meminta satu hal, datanglah bersama hujan, saat itu aku akan makin mencintaimu.
                                                                                 
                                                                              24 Juli 2012

sepi dan suara harmonika

Sepi itu ...getir, dan kegetiran itu hampir mengerikan.
Tak kurang dari 10 meter dari sini (tempat aku duduk) ada seseorang memainkan harmonika, aku tak tahu lagu apa, hanya saja sekejap suasana hatiku tersampaikan melalui nada itu. Aku tahu aku tidak mengerti musik tapi aku tahu dan paham perasaan yang terkandung dalam setiap nada.
Sekarang, aku lebih sering sendiri, mungkin itu manifestasi dari pemikiranku yang gila akan privasi.
Aku yakin Tuhan Maha Adil.

Selasa, 17 Juli 2012

Langit kuning jeruk

Tidak mudah untuk rela membiarkan senja berlalu begitu saja....walau hanya di iringi angin yang tak mau kalah pamor dengan cahaya langit berwarna kulit jeruk, itu cukup membuat sepi berganti tenang...