Kamis, 25 April 2013

i WISH...i CAN...i WILL

     Aku tumbuh, terus bertumbuh dan menjadi nomaden. Berada di lingkungan monoton hingga dinamis. Menelusuri dunia marginal hingga mengenal manusia-manusia elit. Berada di kawasan yang tidak ramah lalu kembali pada buaian kehidupan yang penuh kehangatan. Belajar bagaimana mendengar dan menyusun kata-kata. Berlatih melihat dengan atau tanpa mata, sampai hati menjadi peka.


"Tuhan, sungguh aku punya banyak pertanyaan. Biarlah itu kukatakan dalam rahasia, antara kita saja".


     Pada akhirnya, aku kembali ke sisi yang paling nyaman, di mana ada keluarga kecil yang menyenangkan. Cukup keluarga kecil ini saja. Dengan segala yang lebih dan yang kurang, bagiku itu sempurna.Aku rela menjadi dinding baja untuk mempertahankan kesempurnaan itu

Aku cukup besar, dan telingaku makin peka mendengar, seperti sebuah sonar yang dipancarkan oleh paus ke paus lainnya berkilo kilo meter jauhnya, aku mendengar banyak hal baik dan buruk. Aku juga menyaksikan berbagai macam transformasi orang-orang, baik pribadi atau suatu hubungan, kemudian menelaah apa yang melandasi itu semua.

Aku belajar merasakan hawa-hawa asing dari setiap pembicaraan lewat gestur dan mimik muka. Menilai dengan sedikit serampangan hingga membentuk sikap defensif.

Kadang terlepas dan bergaul dengan orang-orang di luar zona nyaman, pilihan untuk sedikit tersesat itu menyenangkan. Seperti menghimpun kekuatan dari seluruh elemen. Entah energi apa itu yang kudapat, mungkin sekedar nasehat dari seorang bapak yang duduk di kursi seberang dalam bus lokal.

Kembali ke tempat di mana aku dibesarkan, lalu memilih menjadi makhluk asing, itu jauh lebih aman. Miris tapi menyenangkan.

Apapun itu, sekarang cukup menghela nafas, lalu menyimpan baik-baik, menyiapkan strategi dan amunisi. Kemudian membawa sang "bahagia" ke tempat yang jauh lebih baik. Jauh lebih tulus. Jauh lebih tenang.

Aku adalah aku saja, peri kopi.
Dan suatu saat akan menjadi super fairy coffee.
i WISH...i CAN...i WILL


P.S. some random words, coz what it realy is i don't know how to explain.
       i'm goin blew out because of silly stuff

Selasa, 23 April 2013

Ruh dan nada-nada rahasia

Sebentar...aku ingin sebentar saja...

Mendengar nada samar-samar yang entah dari mana, aku juga tidak perlu tahu dari mana.

Jangan berhenti secepat kilatan cahaya, walau malam ini aku harus terjaga untuk berbaur bersama sang nada

Nada tanpa deskripsi, nada tanpa lirik, dan mungkin nada tanpa ada seorang yang memainkan

Ritmis mistik yang berbaur bersama angin, masuk ke dalam celah kulit pohon dan menggetarkan ranting-ranting, bersamaan dengan itu daun tua mulai berguguran mengikuti alunan nada

Ruh-ruh pohon tua menampakkan siluetnya, berbisik satu sama lain, mulai mengisi nada-nada kosong...berputar dan menari, kadang melayang kadang menjamah bumi, menciptakan suara gemerisik lembut membuat seisi hutan makin tertidur lelap

 Alunan nada masih mengalun, cantik sekali

Aku sadari aku di sana, tanpa raga, tanpa asa. Dengan itu aku bisa mendengar dan melihat semua

Aku tidak melangkah tapi dapat menyaksikan setiap sudut dengan nyata, hampir saling bersentuhan dengan ruh-ruh penjaga kemurnian

Suara lain mulai terdengar, melengkapi nada hingga menjadi komposisi yang makin terasa aneh, tapi terlalu indah dan menghipnotis, itu suara tunas-tunas baru yang mulai tumbuh

Tunas dandelion muda dan berbagai rumput yang aku tidak tahu namanya, serta tunas daun-daun muda dari ranting pohon-pohon bercanopy raksasa, apakah ada peri tinggal di sana?

Dunia seperti ini siapa yang tahu, yang tidak pernah minta untuk dipahami...hanya berharap untuk diberi kesempatan lebih lama dalam damai, mereka itu hidup dan mereka sangat nyata adanya jadi jangan pernah hentikan melody kehidupan itu.

Sekarang tidak cukup sebentar, tapi aku ingin selamanya menjadi b
agian dari nada-nada tersembunyi itu

Senin, 22 April 2013

Senja biasa

     Senja kali ini sedikit pusing, maksudnya saya yang pusing. Keluar sebentar saja saat matahari terik tadi siang dampaknya luar biasa.

Apapun itu yang paling penting adalah sore ini perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya. Dengan duduk anteng di kamar seperti biasa walau kali ini tanpa kopi, dan belum juga menyentuh kertas sketsa dari kemarin.
Mungkin saja perjodohan saya dengan jendela selalu berjalan baik, hingga saat ini untuk singgah sementara di rumah budhe saya mendapatkan kamar dengan jendela kecil yangg menghadap sungai. Jadi sebuah pengusir gerah alami tanpa harus berdampak buruk pada atmosfir. Sungai yang tidak lagi cantik, namun irama alirannya masih sama dengan sungai-sungai yang lain. Cukup merdu.

     Sore ini, cukup diam saja dan merencanakan sesuatu yang tidak jahat tentunya. tentang sketsa-sketsa dan gambar yang ingin saya buat, berikut dengan cerita yang melengkapinya. sungguh gampang membayangkan, lalu galau akan melanda lagi ketika sampai pada titik dimana saya akan mememukan ketidak cocokan antara ekspektasi dan hasil nyata. Tapi semoga saja kalaupun itu terjadi kali saya akan berlaku lebih bijak dan meneruskannya dengan sabar.
     Sebelum menua, itulah memang yang paling bijak, menjadi lebih konsisten dari sebelumnya. Dan bukan hal yang mudah untuk di lakukan. Dalam sebuah kondisi yang serba tidak stabil, sepertinya memang perlu suplemen lebih

     Entah apa nanti yang terjadi, dan entah apa yang akan saya dapat di Jogja nanti. Sepertinya memang harus memiliki cetak biru yang jelas.
Sore ini istimewa, karena mulai dapat menelaah sedikit tentang hikmah.




P.S. Jangan lupa beli peta Jogja !!!

Minggu, 21 April 2013

Keluarga 'dalam tanda tanya'

     Seorang bernama Celena, hingga hari yang kesekian ini merasa bahwa keluarga adalah sebuah ikatan yang absurd. Yang dia maksud bukan sebuah keluarga kecil, tapi keluarga besar dengan silsilah yang seperti jalinan akar.
Dia suka kebersamaan, obrolan yang hangat membicarakan hal-hal sepele dan ringan, tapi bahkan hingga usia yang ke 24 dia tidak juga bisa menyatu dengan kerabat  dekatnya. Ada seperti dinding pemisah yang dia coba telaah datangnya dari mana.
Terlebih ketika tahu betapa tidak bersifat seperti 'keluarga' beberapa dari mereka. Maka Celena mengambil keputusan untuk menyingkir, bukan untuk mundur seperti saat kalah dalam perang. Mungkin harus ke psikolog untuk mengetahui kondisi psikis seperti apa sebenarnya, itu yang sempat terpikir oleh Celena, tanpa sama sekali berniat ke psikolog.
     "Untuk sekedar curhat, kenapa harus bayar."

     Bagaimana sebuah keluarga yang masih terhitung sebagai adik dan kakak terhubung dengan sebuah hal yang disebut dengan hutang berbunga. Itu memalukan menurutnya, karena dari situlah tercipta asal muasal jurang pemisah yang sangat dalam, mengerikan. Siapa yang merasa? yang lebih peka tentunya.
Celena, makin membenci keadaan aneh yang seharusnya tidak terjadi dalam sebuah keluarga.

Celena membenci perebutan warisan, hal paling BODOH yang harus diperdebatkan. Perbudakan oleh uang, oleh harta.
"Terkutuklah mereka yang masih saja mempertahankan harta dengan mengabaikan kepentingan saudaranya yang lain."

thinking
     Dia, hanya seseorang yang akan banyak cakap di lingkungan yang membuatnya nyaman, tapi keluarga bukan salah satunya. Diam, karena tidak tahu apa yang akan dikatakan, mungkin hanya hal-hal klise sebatas sekolah dan pekerjaan, dia akan mudah bosan jika itu mulai diucapkan. Celena selalu heran kenapa keluarga kecilnya jauh lebih normal baginya ketimbang keluarga besar dari ayah atau ibunya.
Entah salah lihat atau hanya perasaan, Celena menganggap beberapa dari mereka memang memandang aneh dirinya, dan dia tidak pernah menyalahkan mereka, toh dia juga tidak mau memaksakan diri untuk ber-normal-normal ria. Aneh itu adalah suatu keadaan berbeda dari yang lain dan menyenangkan.

Sulit memang menerima, apalagi bercerita, jadi tentang hal tidak menyenangkan yang terjadi cukup diendapkannya saja, mencari celah penyelesaian setelah nanti berhasil membuktikan diri sebagai seorang yang jauh lebih hebat dari sekedar penampilannya.

     Celena tidak akan menetap di sana, tempat di mana banyak kerabatnya tinggal. Jika dunia peri itu benar adanya, maka Celena pasti akan pindah ke sana, tempat di mana sebuah kekerabatan hanya berbatas antara percaya dan tidak percaya, bukan yang lainnya.



P.S. Semoga 'Celena' tidak terbaca 'Celana' ( -____- )"

Sabtu, 20 April 2013

Berpikir, lagi...tentang segelas kopi

Somebody said "Spread positivity and good thing swill come to you".


     Menyukai hal-hal yang tidak biasa, jauh lebih menyenangkan dari pada menyukai hal-hal biasa. Padahal hal biasapun akan dianggap luar biasa oleh para penyukanya. Begitulah, pada akhirnya sebuah pandangan akan lebih dinilai dari segi subjektif.

Kopi...
Kenapa aku suka kopi. Entahlah, hanya karena terbiasa pada awalnya. Mungkin semacam teman yang karena terlalu setia menemani dan pengertian lalu menjadi jatuh cinta tanpa sadar.
Kopi itu istimewa, bagaimana aku bisa hidup sehari saja tanpa kopi. Yaaah itu hanya sekedar perumpamaan yang berlebihan, tapi memang sampai sebegitunya...halah.
Jika kopi itu sesosok manusia, jelas pasti laki-laki. Seperti apa wujudnya, hmmm...aku sedang memikirkan visualisasinya, jadi aku tulis nanti sajalah.

Kamis, 18 April 2013

Journey on rainy

Dan sebuah perjalanan itu layak dilakukan, karena di satu tempat saja tidak akan ditemukan segalanya.
     Letih itu tidak mengherankan, namun jangan jadi sebuah alasan klise untuk enggan melangkah. Jadi tidak salah menjadi manusia nomaden seperti saat masih jaman berburu dan meramu.



 Halte (BST), di seberang depan Museum Radya Pustaka
         Kamis, 18 April 2013

Minggu, 14 April 2013

Kangen




Dan sebaris sajak tercipta atas nama rindu. . .lalu sebaris puisi terangkai di akhir kata temu. . .
Seringkali kudapati kau tak disini, ketika terbangun dan hanya kutemui sang sepi, lalu ku bertanya dalam hati ” kapankah kita bertemu lagi. . .”
                Tiba-tiba hujan pun turun. . .makin lama, makin deraslah 


                                                    Catatan 15 Januari 2009

Angin, angan dan mimpi

     Sesekali pelajarilah arah mata angin dengan benar dan seksama, dan mungkin di suatu hari akan berguna. Membantu melarung angan-angan dari sungai kecil ke lautan yang lebih luas. Atau sekedar untuk dapat menerbangkan layang-layang mimpi setinggi tingginya.

Kamis, 04 April 2013

NOAH concert in SOLO

So excited for the concert, alhasil hp ku raib...yasudahlah. Pengalaman pertama menyaksikan live concert, sebagai pertimbangan untuk melihat konser-konser selanjutnya.
     Sebenarnya selain NOAH, sangat ingin menyaksikan konser L'Arc en Ciel, Bigbang, J-rock dan masih banyak lagi. Tapi memang baru dapat kesempatan sekali ini untuk nonton konser langsung.

Konser NOAH tanggal 2 Februari 2013. Hasil foto kategori lumayan karena keterbatasan gadget dan jarak.

opening by Astoria
so crowded and everybody take a photos, where are they?
big 'R'
here he is


glory light