Sabtu, 15 Desember 2012

Kisah Lainnya

         Dan 'Kisah Lainnya' membawaku untuk berkunjung ke beberapa tempat dan waktu yang berbeda hari ini. Mulai dari lingkungan sekolah, rumah, studio musik, kafe, panggung...sampai dengan ruangan lengkap dengan jeruji besi, Kebon Waru.
Bukan tentang Ariel, Uki, Lukman, Reza maupun David. Tapi kisahnyalah yang menghidupkan tulisan dalam kisah lainnya untuk kemudian menjadi 'Suara Lainnya'.

          Benar memang kalau Tuhan punya garis sendiri untuk masing-masing jiwa, maka ketika kita keluar dari garis tersebut jiwa kita seolah limbung akan arah, limbung akan tujuan yang mungkin telah direncanakan lebih dari matang. Jika sudah seperti itu, baiknya berdiskusi saja dengan Tuhan,
          Dia akan selalu memberi jawaban, dengan tanpa ragu harusnya kita yakin itu. Jawaban-Nya bukanlah kata-kata yang bisa di dengar biasa saja, dan mungkin juga bukan bantuan yang tiba-tiba datang dengan kasat mata, tapi berupa ketenangan, siapa yang bisa memberi ketenangan jiwa lebih absotut dari pada Dia, Tidak ada.
         Aku, aku tidak pernah tau kapan titik terendahku, bahkan mungkin ketika kalut dengan segala tekanan karena skripsi yang telah berlalu itu bukanlah era saat aku terlahir kembali. Karena siapa tahu entah kapan, mungkin suatu saat nanti ataupun besok, atau mungkin juga beberapa menit setelah ini aku merasakan titik yang lebih tendah lagi.
Titik terendah adalah wujud kasih sayang Tuhan. Seperti diturunkan dari dataran menuju ke lembah, lalu lebih dalam lagi menuju ke jurang, atau lebih dekat lagi ke perut bumi, mungkin juga ke palung laut yang sudah dalam penuh tekanan pula sampai butuh teknologi khusus untuk mencapainya.
Titik terendah mengajarkan untuk mendaki kembali, makin dalam maka akan makin berat, makin dalam juga akan makin memuaskan juga akhirnya.
         Setiap buku yang aku baca memberi rasa iri yang mendalam, baik fiksi maupun non fiksi, pertama iri kepada penulisnya, kedua iri kepada karakter yang diciptakan -jika itu menarik-.
Kapan giliranku menerbitkan buku, "aaah...menulis ya menulis saja" , kata pikiranku. Benar juga, menulis itu tak ubahnya seperti berkarya, harusnya kalauu bisa menghasilkan uang dari menulis itu jadi bonus saja.
         Kembali lagi ke "Kisah Lainnya",aku suka sketsa-sketsa di dalamnya. Sketsa R-besar yang entah kenapa aku yakin itu belum sampai sebagian, public figure juga perlu editing kan kalau menerbitkan buku.
Sketsa yang lepas, menarik. Biasa tapi patut diapresiasi, ada kisah yang tidak biasa di balik goresan itu. Seniman itu apa adanya, sebuah karya tidak akan jadi luar biasa walau dipaksakan, biarkan saja mengalir dan menikmati proses berkarya itu. Bukan hanya untuk musik tapi juga rupa, seni rupa, apapun itu alirannya.
         Passion, kemudian bertemu dengan kawan. Menjadi sahabat lalu muncul ego tanpa kendali. Ketidak dewasaan itu menimbulkan ketidak sinkron an antar jiwa yang masih muda, bukan hanya mereka, aku sendiri juga. Lagi-lagi waktu yang berperan, mendewasakan.
Saling memahami harus dilandasi oleh rasa saling membutuhkan dan menyayangi. Uki, David, Lukman, Reza dan Ariel memiliki semua unsur itu, terlepas dari bersatunya mereka dalam sebuah band ternama, aku menyukai persahabatan mereka.

Kisah Lainnya


         Aku belum berpenghasilan hingga kini, itu beban memang, tapi aku tidak berhenti belajar, dari mana saja dan dari apa saja, bahkan dari "Kisah Lainnya".
Kehidupan itu adalah sekolah yang sesungguhnya, dengan segala macam tanda kelulusan yang sangat nyata.

         Ini adalah sebagian yang aku pelajari hari ini:

"Walaupun begitu, saya bukan tipe anak muda yang memandang kebebasan tanpa tanggung jawab. Penguasaan saya pada instrumen gitar adalah salah satu bukti tanggung jawab saya atas kepercayaan tadi. Saya sadar, dengan menguasai instrumen ini, jendela dunia akann terbuka untuk saya." -Lukman-  (hal. 61)

"Ketika kopi dan gula di seduh dengan air panas, lalu diaduk dengan sendok, ketiga unsur tersebut saling bercampur. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak bisa menikmati bagaimana rasanya minum tadi. Tetapi, kalau sabar menunggu sebentar, semua kenikmatan dari kopi akan muncul karena ampasnya kini sudah ada di dasar gelas." -Reza- (hal. 135)

"Bagi saya, apa yang saya alami ini adalah cambuk. Saya bukan sosok yang religius, tetapi sangat sadar campur tangan Sang Pencipta selalu mewarnai tiap langkah yang saya jalani. Di saat sakit itu, saya merasa tombol kehidupan saya sedang disetel ulang, di-restart." -David- (hal. 142)

"Suatu kesalahan yang ditanggapi dengan kesalahan berikutnya karena arogansi, emosi, dan sulut provokasi sering membuat yang benar awalnya menjadi salah pada akhirnya. Kesalahan harus ditanggapi dengan cara yang benar; tergantung siapa yang ebih dewasa dan berjiwa besar." -Ariel- (hal. 159)

"Perjalanan Suara Lainnya bukan hanya sekedar membuat album musik. bagi saya, ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang banyak hikmahnya; menerima keadaan yang tidak saya sukai sebagai ujian Illahi dan pemahaman bahwa popularitas itu tidak ada artinya. Bahwa kita harus pasrah terhadap hukum Tuhan." -Uki- (hal. 179-180)







Kamis, 13 Desember 2012

'5cm'

Hari ini sebelum memasuki area Grand 21, sedikit merasa khawatir.
"Jangan-jangan tiket '5cm' sudah sold out sampai jadwal penayangan paling malam."
But finally i feel so relief, i'm gotten the ticket, yeay...for me and him.

'5cm'

'5cm'



      

          Persahabatan dan tentang sebuah mimpi yang harus dipertahankan juga mewujudkannya, aku memang  belum membaca bukunya meskipun setiap berada di toko buku aku selalu menyentuh '5cm' dan membaca sinopsis di halaman belakangnya. Tapi belum terbeli.
Aku mengingat mereka seketika, tentang tujuh orang termasuk aku dan menjadi sunseters saat kami bersama. Aku memang not good enough sebagai seorang sahabat, tapi aku yakin sosok-sosok kalian itu tidak akan pernah tergantikan.
          Kalau juga ada kesempatan untuk mengajak kalian menjelajah, aku juga mungkin akan memilih puncak Mahameru-gunung Lawu terlalu dekat dan kurang tinggi-. Terlebih dari kisah bersejarah seorang Gie yang mempunyai hubungan khusus dengan Semeru, '5cm' makin menguatkan alasanku untuk itu. Kawan, ombak di atas langit yang bisa kita lihat dari atas Mahameru itu indahnya tak terucapkan. Seperti dalam kisah-kisah dewa Yunani, mungkin Semeru seperti semacam tangga menuju kahyangan.
          Coba saja jika kita lebih dekat lagi, dan belum ada satupun dari kita yang menikah, mungkin masih akan sering menjadi pengejar senja. Tapi mimpi kita masing-masing berbeda, kita seperti mendaki di tujuh gunung yang berbeda, maka kita juga akan sampai di puncak yang berbeda. Satu hal, aku ingin saat kita masing-masing telah mencapai puncak, kita masih bisa melihat satu sama lain walaupun dalam ketinggian yang tidak sama. Entah dengan teropong atau mata telanjang.
      


Nanti yang entah kapan semoga kita benar-benar bertemu pada suatu tempat seindah Mahameru, atau lebih indah dari itu. Suatu senja yang aku rindu.
      


Rabu, 12 Desember 2012

just humming before sleeping

Setelah lelah dengan lembar-lembar sketsa, lalu membaca. Masih ditemani dengan segelas kopi yang tak kunjung habis, telah mendingin pula.
          Buku 'Kisah Lainnya' yang baru menginjak lembar ke-4, baru saja mulai pada kalimat-kalimat intro dari Ariel, menceritakan tentang titik ter absurd dari hidupnya.
          Winamp memutar lagu-lagu secara random. Waktu-waktu ternikmat saat dini hari yang tenang, dan sekarang tentunya kembali berada dalam 'new entri' blog. Jam di mana selalu saja ada yang ingin dituliskan se'tidak'penting apapun itu, mungkin akan menjadi mimpi buruk jika tidak segera di luapkan, atau mungkin aka menjadi sebuah film tak terekam dalam mimpi.
          Menulis, inspirasi itu selalu butuh sokongan, tapi jangan sampai mengandalkan kondisi menyedihkan untuk dapat menulis, tidak harus kan menunggu putus cinta baru dapat menghasilkan tulisan yang brilian?. Menulis itu seperti mengikuti aliran air, itupun tergantung aliran air apa dan di mana. Kalau di ibaratkan air telaga yang jernih, ceritanya mungkin semacam dongeng penghantar tidur seorang peri kecil. Jadi kalau aliran air terjun, bisa jadi itu semacam cerita petualangan  seperti 'journey to the center of the earth'.
Dan biar bagaimanapun, air itu bukan hanya ada di sungai, bagaimana aliran air jus yang tumpah, cerita macam apa jadinya?
        
sunset glow
          *menyruput kopi*

Kalau nanti kopiku sudah habis, aku akan segera tidur, kira-kira kurang tiga kali teguk lagi.
          Selalu saja begini, kalau tidak berada di rumah, aku selalu merasa sayang melewatkan malam hari hanya untuk tidur cepat, seperti mengejar waktu, well padahal waktu juga konsisten tidak pernah makin cepat ataupun makin lambat.
Paling tidak dua atau tiga tahun lagi aku ingin setidaknya 90% mimpiku tercapai, kalau lebih cepat malah lebih baik. Harus segera googling akun twitter sang waktu agar bisa mengirim direct message ke dia untuk memberi keringanan.

triple 12

What the most special today ?
for me..i can sleep more than 3 hours on the middle of the day, thats lil bit strange.
12 12 12...be trending topic on twitter
12 12 12...many people talk about this day (me too)
12 12 12...the rumor said today is the end of the day (too creepy) >,<

        Apapun itu dan apapun yang akan terjadi hari ini atau kelak, penomoran hanyalah sebuah simbol dan tanda, cantiknya sebuah kombinasi angka itu adalah rencana Tuhan yang begitu unik, dan kiamat itu adalah rahasia Tuhan yang paling rahasia.

fairy coffee
        Ketika banyak orang yang biasanya sama sekali tidak menggubris tentang sebuah tanggal ataupun hari, dan hari ini menjadi sangat interest, artinya uforia tanggal langka masih punya pengaruh. Dunia dan segala simbol yang ada di dalamnya itu unik, maka dari itu alangkah baiknya untuk tidak terjebak dalam suatu hal tuntutan duniawi yang menjemukan, such like 'pekerjaan', karena Tuhan menciptakan banyak hal menarik, bukan untuk dipuja (hal menariknya), tapi untuk menyisipkan sebuah tanda kalau Dia adalah penguasa.


Alhamdulillah...

Senin, 10 Desember 2012

Sketsa Hujan

          Ketika hujan semakin lebat, kamu tak kunjung bergeming dari tempat semula. Menatap lekat kepadaku seolah memohon. Itu gila saat kamu tak berkedip meski kilat membuatku tersentak.
Tidak salah lagi, yang ada di genggam tangan kirimu adalah payung, kenapa tidak dipakai saja?
Aku ingin beranjak, tapi melihatmu di sudut sana membuatku urung pergi. Aku ingin menghampirimu, namun aku hampir tidak punya alasan untuk itu, bahkan aku masih berada di sini juga karena menunggu hujan reda. Aku tidak pernah membawa payung.
          Sambil sesekali menyruput kopi, aku terus membuat sketsa , kali ini tentang bocah kecil dan payungnya, sedikit beraroma 'manga'. Ku lirik ke arahmu, aku kira sudah pergi, ternyata kamu hanya minggir sedikit dan berteduh di depan toko alat-alat musik.
Sebenarnya siapa yang kamu tunggu, karena aku tidak lagi melihat tatapan itu, dia menunduk.
           Tapi setidaknya aku lega dia tidak lagi kehujanan.
           Jendela kedai kopi ini cukup lebar, dan aku bisa dengan jelas melihat langit yang mulai cerah. Gerimisnya cantik sekali, aku segera membayar untuk secangkir kopi dan sepotong kue coklat  yang sudah habis sedari tadi.
Mengemasi kertas-kertas gambarku agar tidak basah dan melenggang keluar kedai dengan bersemangat. Angin dingin berhembus saat kubuka pintu kaca kedai. Meski dingin kuhirup dalam-dalam juga, hujan kali ini istimewa karena sepertinya ini hujan pertama di bulan Desember.
          Di tepi tangga kecil depan kedai, melangkah perlahan dan menengadahkan tangan untuk merasakan tetes hujan, ada bayangan di telapak tangan, sepertinya langit batal menghentikan hujan.
Aku salah, ada seseorang memayungiku, tersenyum dan menyodorkan payungnya padaku. Lelaki itu, yang menatapku saat hujan lebat tadi, siapa kamu? siapa orang di depanku ini?
           

Hujan senja

Warna senja kali ini berbeda, tak ubahnya seperti dalam cerita horor, dominan dengan warna hitam dan abu. Hujan menyamarkan warna sawah dan daun bambu di seberang.
          Aromanya masih sama dengan hujan-hujan yang sebelumnya, khas dan menenangkan. Namun suaranya kali ini seperti lulaby dan aku ingin tidur seketika
          Selamat tidur -untukku- hujan, nanti saat aku terbangun, aku  harap setidaknya masih ada sisa gerimis untuk menemaniku makan malam.

Minggu, 09 Desember 2012

sebuah pagi

           Sebuah pagi yang aku buat luar biasa, percayalah...cuma hasil karya Tuhan yang bisa mencengangkan seluruh indra. Dan rasa kopi ini adalah keajaiban yang tiada terkira untukku.
           Aku pernah mendengan dari seseorang, di salah satu stasiun tivi dia mengatakan -dia juga mengutip kata-kata dari gurunya- bahwa "ketika kita bisa menangis saat melihat daun kering terjatuh dan menyentuh tanah, maka pada saat itulah kita benar-benar telah mengenal Tuhan" ...at least, benar-benar merasakan kalau Tuhan itu ada.
           Anyway, beberapa hari ini aku disibukkan dengan khayalan-khayalan baru yang menyenangkan, ide-ide tentang sketsa dan lukisan aquarel dengan tema balon warna-warni dengan latar alam ataupun kota tapi memiliki kesan vintage. Mungkin aku akan sedikit kesulitan untuk membuat efek warna transparan agar benar-benar terlihat cerah, tak masalah, itu hanya sebuah proses.
           Sempurna dalam sebuah karya itu tetap saja relatif, kalau bertemu dengan karakter akan beda lagi hasilnya, yang pasti aku masih berada dalam tengah-tengah, mencari-cari dan waspada menempatkan goresan. Satu lagi, aku masih membutuhkan sebuah kamera, ada banyak hal yang ingin ku abadikan, sedang memoriku tidak akan sanggup menyimpan semua detail itu. Objek-objek yang nantinya akan aku duplikasi kembali oleh tanganku sendiri.

Selasa, 27 November 2012

24th

         Akhirnya di bulan yang ke-11 menginjak umur 24 tahun, aku hampir hidup seperempat abad, dan itu artinya selama itu juga aku belajar mengenai teramat sangat banyak sekali hal baik itu 'baik' ataupun buruk.
Ketika raga dan ruh ku masih menyatu hingga detik ini, adalah sebuah keajaiban yang harus aku syukuri, i hope rain fall soon...
        The Creator of life...give me more power to life more happily...

         Saat ini sembari menunggu hujan, aku bercerita pada segelas kopi yang sudah hilang aroma karena tak panas lagi. Padanya aku bercerita tentang kehidupan para peri yang masih aku percaya hingga kini, tentang mereka yang tidak pernah menampakkan diri hingga aku balik bertanya "apakah mereka juga mengalami kepunahan?".
         Gelas kopi tak bergeming.
         Aku bercerita tentang tulisan-tulisanku yang tidak pernah selesai, cerita yang selalu berakhir sebelum klimaks..yah, yang pernah terselesaikan pun tidak (belum) seperti yang aku inginkan. Harusnya sekarang aku sudah menjadi penulis naskah fillm seperti Titien Wattimena. Harapku. Jadi ingat betapa irinya aku pada J. R. R. Tolkien.
         Sebagai kelanjutan aku memberitahunya kalau aku juga ingin menjadi seorang sutradara, seperti Riri Riza atau Mira Lesmana, juga Steven Spielberg. Sedari dulu ingin sekali bergabung dengan Walt Disney, beraneka film dan animasi yang selalu membuatku ternganga itu...i wish i can...
         Aku adalah seorang Vernian, kataku dengan tegas padanya. Meskipun tidak seutuhnya tapi aku ingin menelusuri sendiri semua petunjuk yang dituliskan Jules Verne pada setiap bukunya. Biarlah meski kekanakan tapi itulah bagiku kebahagiaan. Adalah ketika aku percaya pada banyak hal yang orang lain bahkan tak menggubris.
         Sambil memiringkan kepala aku mengingat kembali hal apa yang aku inginkan. Hmmm...kamera DSLR, sampai sekarang belum juga aku dapatkan, uangku belum cukup.
Satu tegukan lagi, dan aku menjadi makin bahagia. Bukannya punya banyak mimpi itu menyenangkan. Sampai sekarang setidaknya aku masih mengasah kemampuan untuk menjadi komikus, meskipun hal yang paling menjemukan adalah menggambar satu karakter untuk beberapa kali.
          Dan kali ini aku ingin merayakan dengan segelas kopi, untuk segenap rasa syukur bahwa aku masih terobsesi dengan mimpi-mimpi di luar nalar orang lain.

a Thousand years

         Life to be a vampire...sometime it's flirt me, eventhough vampire is not really alive, they never breathing.
They so charming...i don't know...just so carried away with they stacked body and confident smile, and the way they walking too.
         Somehow, kehidupan di luar nalar itu menjadi alternatif paling menyenangkan, dan kemudian seiring dengan khayalan yang makin menjadi, gambaran-gambaran skenario di luar realita mengambil alih proses kehidupan nyata. I don't khow what to say, hanya saja sebuah khayalan itu begitu isimewa ketika dengan itu aku menjadi merasa lebih dari sekedar hidup.
          Banyak film dan kisah-kisah menarik bercerita mengenai vampir dan kehidupannya, Van Helsing, Blade, The Twins Effect dan banyak lagi hingga sampai pada Twilight Saga. Nalar atau tidak nalar yang jelas aku tertarik, cerita itu tidak mungkin tanpa dasar atau sejarah. Pada akhirnya meskipun terdapat pngurangan atau melebih lebihkan, kalau dikemas dengan totalitas pasti akan tetap menjadi alat brain storming yang paling ampuh untuk para pecinta fiksi (like me).
          Menginspirasi...pastinya sangat,sangat membuat galau, bagaimana tidak, bertahun-tahun memimpikan untuk menjadi script writer dan sutradara salah satunyapun belum tercapai. Ayolaaah, paling tidak aku ingin membuat film, apa harus menunggu a thousand years lagi.
          Kembali ke vampir, tentunya i'm falling in love with them. Bagaimana  seorang Stephenie Meyer bisa punya ide menulis Twilight Saga, oke besok-besok aku mau tanya langsung
Fine...just lil bit unconsentrate..

Senin, 10 September 2012

Kunang

terbang meremang, meminjamkan cahaya berupa titik berkedip di awang-awang, Kunang...gantikan kasihku untuk semalam

Selasa, 24 Juli 2012

my smile...my pride...

Lebih dari kata sering aku kecewa...entah karena hal-hal yang aku telah tahu sebelum terjadi atau karena beribu alasan klise menyedihkan yang datang tak terduga dengan menyebalkan.
Aku seringkali bertanya "kenapa aku ada?", hanya sekedar pertanyaan yang aku tahu Tuhan akan tetap merahasiakan sampai waktuku tiba nanti. Segala peristiwa yang selalu Dia bedakan dari kawan-kawan dan orang-orang di sekitarku mengajarkan banyak hal, bahwa menjadi berbeda itu tidaklah mudah, bahwa segala coba dan anugerah itu punya makna yang selalu berbeda setiap waktunya, serta segala rasa tidak nyaman itu adalah teka-teki yang Dia berikan untuk mengisi waktu yang seharusnya tidak aku jadikan tanpa arti.
              Aku lupa kapan terakhir aku benar-benar tertawa lepas,...
              Aku lupa kapan terakhir aku benar-benar punya harapan yang aku tidak ragukan....
Pada akhirnya aku tersenyum di setiap pertemuan dengan mereka, percayalah senyum ini tulus tanpa kepura-puraan...
Dan kalian juga tersenyum,itu sangat berarti, agar dunia dapat beristirahat dari penat karena usia...
Aku....ternyata mencari itu adalah sebuah hal melelahkan yang menarik, seiring dengan pencarian itu semoga aku tidak lelah tersenyum....
...ingatkan kalau aku lupa untuk tersenyum....

Angin...


Angin itu ajaib, angin itu tak tersentuh, angin itu seperti sebuah keinginan yang terpenuhi tanpa terjamah.
Angin adalah sebuah seruan, angin bak sesosok penyampai pesan, penyampai berita.
Angin adalah kawan, angin adalah melodi dalam setiap keheningan.
Dan saat ini angin adalah kekasih, yang mendekap dengan kasih nan dingin, namun setidaknya ada untukku, menyertai langkah pelanku. Membisikkan cerita-cerita menyenangkan dan mendengar derunafasku jika mulai lelah.
Angin...aku meminta satu hal, datanglah bersama hujan, saat itu aku akan makin mencintaimu.
                                                                                 
                                                                              24 Juli 2012

sepi dan suara harmonika

Sepi itu ...getir, dan kegetiran itu hampir mengerikan.
Tak kurang dari 10 meter dari sini (tempat aku duduk) ada seseorang memainkan harmonika, aku tak tahu lagu apa, hanya saja sekejap suasana hatiku tersampaikan melalui nada itu. Aku tahu aku tidak mengerti musik tapi aku tahu dan paham perasaan yang terkandung dalam setiap nada.
Sekarang, aku lebih sering sendiri, mungkin itu manifestasi dari pemikiranku yang gila akan privasi.
Aku yakin Tuhan Maha Adil.

Selasa, 17 Juli 2012

Langit kuning jeruk

Tidak mudah untuk rela membiarkan senja berlalu begitu saja....walau hanya di iringi angin yang tak mau kalah pamor dengan cahaya langit berwarna kulit jeruk, itu cukup membuat sepi berganti tenang...

Minggu, 08 April 2012

sayap hijau

Makhluk bersayap hijau...kemarin muncul, mereka berenang denganku.
Sayapnya mengepak dan menimbulkan gelembung-gelembung dalam air, mereka terus menyunggingkan senyum padaku sambil tetap menggapai nggapai ke atas tanpa bertujuan untuk sampai ke permukaan.
Aku bersyukur air laut begitu jernih, hingga cahaya yang berpendar dari sayap hijau transparan itu berbias ke air dan membuatku terpana berkali-kali..mereka tak berbicara, merekapun tidak menyapa...mereka hadir dalam sosok manusia. Manusia yang lebih indah dari sekedar figur seorang manusia...
Setelah buih makin banyak, kami menuju permukaan, rambut mereka basah dan kemudian kembali tersenyum kepadaku...
Aku, entah tersenyum atau tidak, tapi aku rasa mereka tersenyum untukku...karena ini mimpiku...

Senin, 26 Maret 2012

Pesan untuk kawan-kawan...


Malam ini dan segelas kopi dengan sedikit rasa mint memberikan rasa nyaman seperti biasa, mungkin siklus hidupku sedikit demi sedikit dan perlahan berubah. Hingga tidak terasa tengah malam seperti siang saja...
memoriku sejenak aku ajak berkelana ke waktu di mana aku mengenal seorang kawan, dan beberapa kawan yang lainnya, saat itu kalau istilah 'gaul'nya aku masih cupu, konon katanya itu singkatan dari 'culun punya'. Meskipun mereka juga tidak terlalu keren..hehe, maaf lho kawan, karena kalian temanku jadi aku jujur saja.
       Tapi aku memang harus berkata jujur lagi, kalau kalian adalah sosok-sosok yang luar biasa. Entah bagi orang lain seperti apa, tapi bagiku kalian 'yang apa adanya' adalah hal yang terpenting.
       Aku merasa tersaingi itu pasti, tapi itu hanya sebagian kecil rasa yang tidak sebanding dengan rasa sayang yang secara tidak langsung membuat aku memiliki rasa kalau kalian itu penting. (kenapa bahasaku jadi ruwet @.@). Ya begitulah yang pasti bukan hanya karena kita sering berjalan dalam jalur sendiri-sendiri itu berarti kita lupa satu sama lain.
       Teruntuk kalian kawan, sebenarnya aku ingin sekali berucap maaf, karena aku mungkin tidak bisa memberikan hal lebih selain rasa sayang yang itupun aku masih kesulitan untuk mengungkapkannya. Aku ingin sekali menulis buku tentang kalian (target akhir 2012) entah itu dalam bentuk novel fiksi alias kalian menjadi karakter yang diungkapkan secara 'fiksi' ataupun kisah nyata yang aku angkat dalam sebuah novel, misal dengan judul "sunseters" Aku tidak terlalu perduli siapa yang akan membaca, yang penting tentu kalian harus baca. *maksa*
       Target berikutnya (awal 2014) tentu memfilmkan novel yang aku tulis tadi, kalau kawan-kawanku ini mau langsung memerankannya boleh, kalau tidak nanti tinggal casting pemain baru saja. Selain mimpi, ini juga obsesi, selebihnya ini khayalanku sejak lama.
Satu persatu dari kita, makin jauh melangkah, tempat kita meniti itu benar-benar jalur yang berbeda sementara kita masih memikirkan banyak hal, banyak hal baru pula berdatangan.
       Kawan, jangan sampai kalian lelah, suatu saat yang entah kapan, kita akan bersama-sama lagi melihat matahari sore yang akan tenggelam, karena aku percaya di mana pun kita berada sunseters itu tetap ada, hidup di hati kita, dan akan bangun di setiap senja.
Sunseters
      Dan ingat, warung makan Yu Sri juga tempat yang bersejarah untuk kita, walau kadang hanya untuk sekedar mendengar ocehan salah satu di antara kita, lalu tertawa konyol bersama atau diam karena tidak mengerti apa yang diceritakan.
      kalian lebih dari sekedar apa yang bisa aku ungkapkan. Aku mencintai dan menyayangi kalian dalam waktu yang bersamaan...kawan...

"hari ini"

Apa kabar 'hari ini' ?
hari yang baru bisa ku sapa senja tadi...
Apa kabar 'hari ini' ?
yang pada akhir hari aku merasa lelah sekali...
Apa kabar 'hari ini' ?
berapa kisah dan cerita yang sanggup engkau kumpulkan esok hari...
"hari ini"...sebenarnya seperti apa wujud sebuah hari, karena hari terwujud dari sosok-sosok yang berkegiatan di dalamnya...
aku bukan mendefinisi, lebih tepatnya menanyakan suatu hal absurd yang tiba-tiba parkir di imajiku...

Minggu, 25 Maret 2012

Hanggita *Merindunya*

Teriakanku, tak sanggup menembus berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk merasakan rindumu.
Dirinya hanya bisa terperangkap sepi, di antara sudut kelam dalam keterasingan.
Aku memanggil namamu dalam damai, seperti embun pagi yang sempat kau sentuh dengan jemarimu pagi tadi.
Aku memanggilmu, dalam keheningan tiada tara...
         
                                                                 4 September 2011
                                                                  20.27 WIB

Ketika lahir sebagai pemimpi

satu hal yang aku tahu aku adalah pemimpi, dan satu hal yang aku yakin, bahwa mimpiku akan terwujud...PASTI :D

Minggu, 18 Maret 2012

on very early morning

Finally, till this morning, i'm not sure what i got.
saat ini aku ingin tahu, akan diumpamakan apa aku dalam bentuk seekor binatang, maksudku perumpamaan yang sebanding, bukan perumpamaan yang aku buat berdasarkan kesukaanku pada hewan tertentu.
Seusah mengidentifikasi sendiri, aku perlu bantuan orang lain, tapi siapa yang masih bangun jam dini hari seperti ini, kalaupun ada, mungkin beberapa teman yang tidak terlalu akrab di FB, itupun koneksi internetku sedang tidakbagus (tiba-tiba)
Ditemani segelas kopi yang hampir dingin dan drama korea 'Jungle Fish', yap dan dari film ini juga pertanyaanku muncul, karena ada salah satu tokoh yang mengumpamakan dirinya seekor ikan mas koki yang terkurung dalam aquarium. Sebenarnya perumpamaan itu terjadi karena kondisi si ikan, bukan sifat ikannya..
So? sejak semester5 aku ini 'ayam' katanya...

Kamis, 15 Maret 2012

Sang pembawa masa lalu....

mengingat surat yang dibawakan langsung dari Gianyar, Bali...
Surat dari Gianyar
thank a lot Fi...this is so precious for me...

Gie..

Something called losing...
by the time...March 12, 2012...Gie says "Nanti kita bisa ketemu lagi nggak yah?"
and she be lost in thought for a moment, then look at me again for a while..
Just like feel lugbrious, make me remember four years ago when i meet her for the first time, when we try to know one each other, when she tell me about her sad story for the first time...
For a few moment my tears dropped...
Gie, till now i don't know exactly how we keep this friendship...you just my lovely close friend...more than words that i can said...
No matter how much time we ever mope one to another, i always trust you...
i promise...someday i'll write a book just for you, my special buddy...

hey...Bogor is still on Java right? jadi aku masih bisa ketemu kamu...^^

Sabtu, 10 Maret 2012

The world that i looking for...

i do beliefing fairyes...
i don't know exactly, but i know there is a place full of imagination...the place with a thosand pixy fly over me..
somewhere, i'll find it...

Kamis, 08 Maret 2012

Morning and a glass of coffee

History of coffee
             Pagi, dan segelas kopi akan menyempurnakan aroma suasana asing di pagi hari...
Rasa pahit yang tersamarkan manis gula, biarlah menjadi suatu perpaduan romantic tanpa kopi harus marah karena kadang rasanya justru kian kurang dominan, tapi benar saja, rasa pahit kopi itu memang lebih sering dirindukan. Mungkin lebih rindu karena rasa pahit menjadi sebuah candu yang menenangkan.
Pagi ini segelas kopi, dan esok pagi mungkin segelas kopi lagi. Lalu apa beda kopi di pagi hari dan kopi di malam hari? Yaaa, suasana yang berbaur di setiap aromanya, hingga kopi punya nyawa yang berbeda di setiap suasana...

Minggu, 26 Februari 2012

Antara mata dan kesadaran

Malam yang dinanti sudah tiba, dan entah kenapa selalu saja suka.
             Karena pada saat malam sudah menunjukkan waktu di atas pukul 9 malam, rasa-rasanya seperti banyak skenario yang tiba-tiba terlintas di otak. Mulai dari tulisan-tulisan yang sepertinya bisa aku tulis di mana saja (mulai dari buku sampai ke blog), kadang tulisan itu juga lebih menjurus ke sebuah tatanan skenario. dan pada saat yang bersamaan aku teringat salah satu mimpiku untuk menjadi seorang sutradara, atau setidaknya script writer. Semoga masih bisa aku wujudkan.
Lalu malam juga membuat inspirasiku tentang banyak hal juga kembali, mendapat ide untuk sketsa -sketsa baru, ide untuk desain yang baru, tentunya aku ingat dengan kopi yang selalu menemaniku. Segelas saja cukup.
             Tapi semua itu terkadang hanya menjadi angan penghantar tidur,yaaaa ngantuk itu memang susah diajak kompromi. Alhasil semua karangan yang aku ingin tulis tertunda, begitu juga dengan ide-ide yang seharusnya aku tuangkan malam itu juga.
My old pallet
             Seperti malam ini,tapi setidaknya malam ini aku sedikit mengerjakan tugas, mungkin sebentar lagi aku akan menyusun skenario penghantar tidur (hanya dalam angan). Namun aku berharap besok akan bisa menuliskan mimpiku lagi.
Apakah mengerikan jika mata tengah terpejam tapi kesadaran masih terbangun? bukannya kesadaran juga berarti dari kata sadar yang artinya terjaga? hmmm, artinya mata itu kode untuk menunjukkan apakan masih sadar atau tidak. Andai kantuk itu bisa diprogram, pasti aku bisa lebih banyak melakukan banyak hal di malam hari. Lelah itu terkadang datang tanpa diduga, apalagi kalau kurang tidur.
            Tapi biar bagaimanapun...program-Nya lah yang paling canggih nan mutakhir, jadi tidak ada yang bisa menginstal ulang.

Jumat, 24 Februari 2012

Tonight...

Malam ini adalah sebuah perenungan. Bukan dalam diam dan konsentrasi yang sepenuhnya terfokus, hanya menyempatkan diri selama beberapa detik untuk menyatukan aura antara sedih dan gembira agar bisa menyimpulkan jawaban dari pertanyaan "Kenapa dan bagaimana saat yang sekarang berjalan sedemikian rupa?".

Selasa, 14 Februari 2012

Berhenti sejenak...

Pada suatu ketika yang aku sebut dengan saat ini, aku merasa linglung, aku tahu persis saat ini berada di mana dan bagaimana kondisiku saat ini. Tapi hanya untuk sekedar bertindak, aku harus berkali-kali berusaha untuk membangunkan kesadaran.
Aku memilih diam, aku memilih tak bercerita. bukan karena aku tak punya rasa percaya, aku hanya bingung merangkai kata. Aku akan semakin takut jikaaa...apa yang aku sampaikan hanya menjadi seonggok sampah hambar yang tak bisa di daur ulang.
Aku mulai berlari, berlari namun tetap terhenti di suatu tempat bernama kursi. Aku berlari dalam dunia maya yang aku tatap dan coba aku mengerti berbagai hal yang berkecamuk di dalamnya. Kemudian aku mencari pelarian, suatu hal yang bisa mengalihkanku sejenak dari pemandangan yang terlalu nyata.
my journey...
Dan aku berhasil, berhasil menemukan beberapa titik persinggahan yang sekiranya dapat menghalau kekosongan dan perasaan yang mulai limbung. Ada sosok-sosok yang aku temukan, mungkin mereka juga mencari sebuah pengalihan di dunia maya, atau memang sudah merupakan gaya hidup? Entahlah yang jelas, aku suka membaca tulisan-tulisan mereka, sedikit menyimak profil mereka hingga pada akhirnya berusaha untuk terinspirasi. Aku rasa tidak ada masalah, toh aku tidak mencontoh yang tidak baik.
Berhenti sejenak di suatu malam, agar dunia maya saja yang menemani, hingga tidak bersliweran resah-resah yang mengganggu. Tapi saat-saat perhentian ini membuatku teringat kembali akan obsesi yang makin tak terjamah. Bagaimana dengan cita-cita yang sudah aku impikan sejak lama, bagaimana dengan rencana hidup yang selalu aku bayangkan akan menjadi indah pada akhirnya, dan bagaimana dengan skenario-skenario film yang selalu aku susun dalam angan sebelum tidur.
Mungkin malam ini sebelum aku tertidur aku akan kembali membayangkan dan menyusun cerita itu tanpa tertulis lagi. Sungguh aku ingin esok pagi aku aku memulai perjalananku lagi. . .

Minggu, 01 Januari 2012

Menengok realita. . .

Dari dunia khayal, aku sesaat beralih ke dunia nyata.
Menengok apa yang tengah terjadi pada orang-orang yang mempercayai realitas, ada yang tengah sibuk bekerja untuk mengumpulkan uang agar hidup layak sampai orang yang bekerja demi sebuah pengakuan hingga dianggap layak. ada yang tengah menikmati hari saja karena sadar bahwa bahwa dunia begini adanya tak perlu dibuat-buat. . .
Ada yang terseok-seok di pinggir jalan dan selalu menganggap dunia dan kenyataan begitu kejam dan tidak adil. Ada anak kecil yang dimanja dan menganggap semua hal indah (pada masanya) dan menyenangkan.
Pada akhirnya semua orang sibuk mencari cara untuk mencapai obsesinya masing-masing, bagiku ada yang penting ataupun tidak penting, karena ada yang berusaha untuk dirinya sendiri, dan ada yang berusaha untuk orang lain, maka terpuaskan atau tidak akan tergantung bagaimana atau hasil apa yang di dapat. Tidak sedikit orang yang tidak bahagia saat semua yang diinginkan telah tercapai.
Aku kembali melihat sekeliling, . .meresahkan. . .

Awal tahun 2012. . .

pengkhayal kelas beraaaat

Uforia masih terjadi semalam, tapi tidak masalah. Setodaknya siklus yang terjadi di bumi masih berjalan.
Aku memilih untuk tinggal di rumah saja, menikmati hening karena budhe sedang keluar bersama para cucunya, malas juga harus berada dalam kebisingan. Cukup menonton tivi karena banyak film bagus yang ditayangkan di beberapa stasion tv. . .
Lagi lagi waktu berjalan terlalu cepat, aku ingin menikmati secara lambat, karena tidak ingin terlewatkan oleh setiap jengkal peristiwa historical dalam hidupku. Akhir tahun ini terlalu banyak perubahan, mulai dari aku yang pindah dari kost ke rumah budhe, beasiswa yang keluar tepat di akhir tahun, hubungan dengan pacar yang semakin matang (dengan ini akan makin jujur dalam mengungkapkan perasaan baik marah atau senang), mengawali bisnis cemud, lalu apa lagi yaaaaa. . . .sepertinya memng ada banyak perubahan, eh ya, jadi punya banyak momongan (para ponakan maksudku)
Merepotka memang, karena masing masing ingin diperhatikan, tapi begitulah. Anak kecil dengan segala sifat yang belum mereka mengerti sendiri, jadi belum bisa di salahkan.
Harapan tahun ini, seperti harapan-harapan yang sebelumnya, tiap detik selalu ingin menjadi lebih sabar dan lebih baik (juga semoga bisa cepat lulus)